Bedah Buku Darma Kadarman : Warisan dan Keteladanan Kepemimpinan Transformatif Romo Kadarman (1)

 Pengantar Redaksi

Yayasan Bhumiksara bekerjasama dengan PT Kanisius menerbitkan buku Darma Kadarman. Buku ini dilaunching pada acara Dies Natalis ke-33 Bhumiksara pada 24 April 2021. Kemudian dilakukan acara Bedah Buku Darma Kadarman pada 8 Mei 2021. Tulisan ini merupakan rangkaian liputan acara bedah buku tersebut, ditulis oleh Pemapan 2021.

Pemimpin transformatif tidak hanya muncul dari kalangan politik atau pebisnis saja, tetapi  siapa pun. Salah satu tokoh yang cukup konsisten dalam mengembangnkan kepemimpinan  transformatif adalah Prof. Dr. Aloysius Maria Kadarman SJ atau yang biasa dikenal dengan  Romo Kadarman, beliau adalah pendiri Yayasan Bhumiksara yang semangatnya terus  dihidupi oleh para Bhumiksarawan.

Semangat Romo Kadarman dalam mengembangkan kepemimpinan transformatif melalui  karya-karyanya dituangkan dalam sebuah buku yang berjudul Darma Kadarman : Rintisan,  Pendidikan, dan Kaderisasi. Buku ini diulas sekaligus oleh Yayasan Bhumiksara secara  daring pada Sabtu (8/5). Bedah buku ini merupakan kerja sama Yayasan Bhumiksara dengan  Penerbit Kanisius sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis ke-33 dan Reuni Nasional  Bhumiksara dengan tema “Kepemimpinan Berintegritas dalam Menyongsong Tatanan  Masyarakat Baru” 

Rangkaian acara Reuni Nasional sudah didahului dengan kegiatan Webinar pada 17 April,  misa syukur dan perayaan Dies Natalis Bhumiksara pada 24 April 2021.  

Romo Benedictus Hari Juliawan SJ, Provinsial Serikat  Jesus Provinsi Indonesia, Alissa Wahid sebagai koordinator Jaringan Gusdurian, serta  Rhenald Kasali seorang akademisi dan praktisi bisnis juga turut dihadirkan sebagai  pembicara dalam acara bedah buku ini. 

Jelas dan Terwariskan 

Buku Darna Kadarman ditulis oleh St. Sularto, R. Royanto, dan Royani Lim. St. Sularto  selaku penulis utama buku menyampaikan bahwa “Buku ini berisi garis besar karya Romo  Kadarman selama 40 tahun yang jelas dan terwariskan yang juga diwujudkan lewat Yayasan  Bhumiksara.”  

“Kepemimpinan transformatif (yang disebut sebagai spiritual intelektual oleh Romo  Kadarman) adalah kepemimpinan berintegritas yang mampu menangkap tanda zaman dan  turut bertanggung jawab atas perubahan sosial, secara sadar mengambil peran dalam  perubahan, dan memberi warna dalam perubahan tersebut.” ujar Sularto yang juga anggota organ Pembina Yayasan Bhumiksara.

Ia berharap semoga apa yang diwariskan oleh Romo Kadarman mampu menjadi inspirasi bagi pengembangan kepemimpinan untuk melakukan  perubahan sosial yang didasarkan pada pengalaman spiritual.  

Keteladanan Melahirkan Pemimpin Baru 

Moderator dari acara ini, Edy Suhardono memberikan pengantar bahwa kepemimpinan  hendaknya berasal dari jiwa dan berkaitan erat dengan spiritualitas. Kepemimpinan Romo Kadarman merupakan bentuk penekanan kepemimpinan Ignasian yang menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin, bahkan kepengikutan pun mampu menghasilkan pemimpin.  

Benedictus Hari Juliawan SJ selaku narasumber pertama mengatakan bahwa lembaga  kaderisasi yang didirikan oleh Romo Kadarman tidak hanya menjadikan dirinya seorang  pemimpin, namun berkat keteladanannya pula ia mampu mendorong lahirnya pemimpin pemimpin baru.  

Alissa Wahid sebagai pembicara kedua, menilai bahwa Yayasan Bhumiksara yang didirikan  oleh Romo Kadarman dan Jaringan Gusdurian memiliki semangat yang sama untuk  memupuk dan meneladani nilai yang diwariskan oleh pendahulu yakni Romo Kadarman dan Gus Dur agar tercipta pemimpin baru yang berintegritas.  

Menurut Rhenald Kasali selaku pembicara ketiga, Romo Kadarman merupakan sosok yang  berkomitmen dalam menciptakan pemimpin-pemimpin transformatif dan mengajarkan  kepada mereka untuk mengambangkan kecerdasan eksploratif agar mampu menghadapi era  baru. Romo Kadarman merupakan sosok yang penuh integritas dan konsisten untuk menciptakan  pemimpin baru di masa depan. Melalui integritas dan konsistensi inilah yang hingga saat ini mampu memberikan kontribusi lewat lembaga-lembaga yang didirikannya. Besar harapan, cita-cita Romo Kadarman dapat terus dirawat oleh generasi mendatang.

Follow by Email
Instagram
error: Content is protected !!