Reuni Nasional Bhumiksara, Menguatkan Gerakan Kepemimpinan Berintegritas

Acara Puncak Reuni Nasional dan Dies Natalis ke -33 Yayasan Bhumiksara secara umum terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu Misa Syukur dan Acara Reuni.

Dalam homilinya, Ignatius Kardinal Suharyo selaku selebran utama dalam misa syukur bersama yang disiarkan langsung melalui Youtube Channel Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, merefleksikan kehidupan seorang Paus Fransiskus sebagai pemimpin yang menjadi garam dunia dalam skala besar.

Transformasi pribadi dari Paus Fransiskus menjadi cara pandang Gereja yang dia pimpin. Dimana beliau sendiri memandang Gereja bagaikan sebuah rumah sakit di medan perang, sebuah pandangan yang jauh berbeda dimana sebagian besar dari kita melihat Gereja sebagai persekutuan umat.

Cara pandang ini didapat Jorge Mario Bergoglio, nama asli Paus Fransiskus, ketika beliau mendengar sebuah khotbah mengenai pengalaman Yesus ketika memandang Levi dengan penuh kerahiman, memanggil dia dan berkata “Ikutlah Aku”.

Transformasi pribadi berakibat pada transformasi institusi. Salah satu transformasi paling besar yang dilakukan adalah mengubah kepemimpinan di dalam Gereja dari kepemimpinan monarki menjadi kepemimpinan pelayanan dan berintegritas.

Misa Syukur dipimpin oleh Ignatius Kardinal Suharyo, Romo Justinus Sudarminta SJ, dan Romo Albertus Yogo Prasetianto Pr. Misa disiarkan secara online melalui YouTube

Menutup homilinya, Bapak Uskup Ignatius Suharyo mengajak kita berandai-andai apa jawaban dari seorang Paus Fransiskus ketika ditanya “Apa itu kepemimpinan?” maka mungkin Paus Fransiskus akan menjawab “Melayani dengan keberanian rasuli, kerendahan hati injili, dan doa yang tekun”. Pengalaman dasar rohani membuahkan sebuah transformasi dan mengubah cara pandang seseorang.

Yayasan Bhumiksara sebagai sebuah organisasi pun mengalami sebuah transformasi, dari sebuah organisasi dengan tujuan untuk kaderisasi intelektual beriman Katolik di kalangan mahasiswa menjadi sebuah organisasi yang melakukan kaderisasi berlandaskan nilai-nilai Katolik.

Hal ini menjadi inti dari sambutan dari Ketua Pengurus Yayasan Bhumiksara, yaitu Ibu Ery Seda, sebagai salah satu rangkaian pembuka acara reuni yang dimulai dengan sambutan dari Ketua Panitia, Bapak Paulus Januar.

Perubahan mendasar arah Yayasan Bhumiksara membuat jangkauan kaderisasi menjadi lebih luas dari sebelumnya, namun ditegaskan sendiri oleh Bu Ery bahwa nilai-nilai Katolik terus menerus dikembangkan menjadi dasar dari Yayasan Bhumiksara.

Kepemimpinan berintegritas berlandaskan nilai-nilai Katolik khususnya integritas, melayani, belarasa, unggul, dan inklusif. Harapannya, para kader intelektual ini diharapkan mampu menggarami masyarakat secara luas, terutama di tengah perubahan sosial, revolusi industri 4.0 dan kondisi pandemi Covid-19.

Nilai-nilai Katolik ini membentuk cara pandang seseorang yang sangat penting ketika seseorang tersebut menjadi seorang pemimpin. Hal ini disinggung secara nyata dalam sambutan yang diberikan oleh Ibu Bernadette, selaku Ketua Pembina Yayasan Bhumiksara. Ibu Bernadette berbicara bahwa untuk menjadi pemimpin orang tersebut harus memiliki prinsip dasar yang ia miliki dalam mengambil keputusan dalam hidupnya.

Setelah pemberian sambutan dari Ketua Panitia, Ketua Pengurus, dan Ketua Pembina Yayasan Bhumiksara, acara dilanjutkan dengan peluncuran buku Romo Kadarman SJ. Sebagai salah satu pendiri dari Yayasan Bhumiksara, sosok beliau patut dijadikan sebagai contoh dalam hal kepemimpinan.

Tak hanya seorang pendiri, tapi peran seorang Romo Kadarman di dalam Yayasan Bhumiksara adalah sebagai motor atau penggerak dari organisasi ini. Kisah dari Romo Kadarman ini diharapkan menjadi inspirasi iman bagi para Bhumiksarawan, seperti halnya yang diingatkan Bu Bernadette bahwa seorang pemimpin selain harus punya motivasi juga harus punya inspirasi sebagai suatu harapan.

Launching buku Darma Kadarman. Foto (kiri ke kanan) Ignatius Kardinal Suharyo, Romo J. Sudarminta SJ, Ery Seda (Ketua Pengurus), dan St. Sularto (penulis utama)

Lebih dari 100 Bhumiksarawan dari berbagai kota dan negara mengikuti rangkaian acara hingga akhir. Secara simbolis dilakukan penyerahan tumpeng dari Ibu Bernadette selaku Ketua Pembina kepada Marcela Krisnanda sebagai wakil Bhumiksarawan muda. Kemudian Romo Sudarminta SJ menutup acara seremonial dengan doa. Setelah itu bagian kedua adalah acara reuni lintas angkatan yang diisi dengan berbagai sharing berkesan dan permainan quiz.

Pandu Satria Jati Bonifasius, Wakil Ketua Panitia Dies Natalis menyampaikan harapan agar kegiatan Reuni Nasional menjadi awal gerakan Bhumiksarawan

Jalinan para Bhumiksarawan yang terbangun dari acara Reuni Nasional ini diharapkan menjadi awal dari kegiatan atau gerakan yang digagas oleh para Bhumiksarawan ini. Harapan inilah yang disampaikan oleh Wakil Ketua Panitia Reuni, Pandu Satria Jati sebagai penutup dari acara Reuni Nasional ini.

Follow by Email
Instagram
error: Content is protected !!