Ikigai: Semangat untuk Hidup yang Bermakna
Pernah mendengar istilah I Hate Monday?
Istilah tersebut sering diucapkan untuk menyatakan rasa takut menghadapi pekerjaan di hari Senin setelah melewati libur di akhir pekan. Mungkin tidak hanya hari Senin saja, tapi ada hari-hari lain ketika bangun pagi untuk bekerja dan berkarya rasanya sulit sekali. Menghadapi kondisi seperti ini, diperlukan semangat untuk bangun di pagi hari, bekerja dan berkarya dengan tujuan yang sejalan dengan nilai yang dimiliki. Semangat ini yang dalam istilah Jepang disebut Ikigai (生き甲斐) yang secara harfiah memiliki arti “makna/nilai kehidupan”.
Jika dicari apa arti ikigai di internet, umumnya terdapat 2 penjelasan yang muncul:
- Ikigai sebagai cara hidup
- Ikigai sebagai tujuan hidup
Ikigai sebagai cara hidup dibahas dalam buku Ikigai: The Japanese Secret to A Long and Happy Life yang ditulis oleh Francesc Miralles dan Hector Garcia. Buku ini membahas kebiasaan hidup orang-orang di Okinawa, pulau di selatan Jepang yang berumur panjang dan hidup bahagia. Kebiasaan tersebut diantaranya adalah:
- Makan cukup dan sehat (tidak perlu sampai kekenyangan, sampai 80% kenyang saja)
- Aktif berolahraga
- Aktif bersosialisasi
- Manajemen stress (adaptif dan mampu melihat hal baik dalam ketidaksempurnaan)
Ikigai sebagai tujuan hidup adalah pertemuan (sweet spot) 4 aspek yaitu:
- Hal yang disukai (what we love)
- Hal yang bermanfaat bagi orang banyak (what the world needs)
- Kemampuan profesional (what are our skills at)
- Sumber penghidupan (what we can be paid for)
Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:
Bhumiksara mengadakan webinar tentang makna Ikigai pada Sabtu, 15 Oktober 2022 bersama Romo Bambang Rudianto, SJ, Bapak Cahya Widianto dan Verena Butet Hanis. Webinar ini diawali dengan sharing makna Ikigai dalam kehidupan anak muda yang rentan mengalami quarter-life-crisis oleh Verena,dilanjutkan dengan pembahasan makna Ikigai sebagai integrasi diri dan dunia oleh Bapak Cahya, dan ditutup dengan pembahasan makna Ikigai sebagai cara untuk melangkah di jalan kemerdekaan batin oleh Romo Rudi.
Secara garis besar, ketiga pembicara berbicara tentang Ikigai sebagai tujuan dalam hidup yang membuat diri merasa bermakna dan bersemangat; atau dengan kata lain Ikigai sebagai semangat yang menghidupkan. Dalam webinar tersebut disampaikan bahwa cara untuk menemukan Ikigai adalah dengan refleksi dan eksplorasi diri. Socrates pernah berkata, “Hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak bermakna“. Di sisi lain, refleksi juga perlu diimbangi dengan eksplorasi. Mengisi hidup dengan mengeksplorasi berbagai pengalaman dan kesempatan akan membuat diri terekspos oleh berbagai nilai kehidupan, dan dari situ dapat diketahui apa sebenarnya yang merupakan hal yang dicintai, mampu dilakukan, dibutuhkan dan dapat menjadi sumber penghidupan.
Ikigai tidak mesti hanya satu tujuan, tapi dapat juga terdiri atas beberapa hal yang ditemukan di sepanjang hidup. Perjalanan menemukan ikigai ini dapat mengantarkan pada jawaban “Why Am I?“, bukan sekadar “Who Am I?“. Ketika sudah ditemukan, ikigai ini perlu dipelihara, karena pada dasarnya ikigai ini tidak hanya untuk memperkaya hidup sendiri tapi juga untuk bermanfaat bagi kehidupan sesama.
Ikigai sebagai tujuan atau semangat yang menghidupi dapat berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada nilai yang dianut atau penting bagi diri. Seiring perkembangan zaman, ikigai pada diri seseorang atau rumpun kelompok dapat berubah juga; apa yang dahulu penting mungkin sekarang sudah tidak relevan begitu pula sebaliknya, apa yang dulu belum bermakna mungkin sekarang adalah hal yang penting. Dalam perjalanannya, ikigai dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yang membuat diri merasa mengalir ketika melakukan sesuatu. Agar dapat menemukan ikigai yang sesuai dengan nilai-nilai diri, diperlukan kebijaksanaan untuk memilih yang baik di tengah hiruk pikuk kebiasaan dunia digital yang mementingkan sensasi dan kenikmatan semata.
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. (TB Flp 1:6)
Semangat menemukan Ikigai-mu!